Sabtu, 15 Oktober 2016

Mendaki Gunung



H

obi mendaki gunung adalah pengalaman atau hobi baru untuk saya. Bermula dari ajakan teman satu kampus yang mengajak mendaki gunung. Sebenarnya sudah cukup lama ingin mendaki gunung tapi belum ada yang mengajak. Hehehe. Tertarik untuk mencoba mendaki gunung karna sepertinya sangat menantang dan sangat mengasyikan. Berawal saya membaca cerita-cerita orang yang pernah mendaki gunung, mendengar pengalaman teman saya yang sudah mendaki gunung, dan melihat foto-foto pemandangaa digunung terutama saat sudah sampai puncak gunung yang membuat saya semakin ingin mencoba mendaki gunung. hehehe.

Sekarang saya akan menceritakan hobi saya yaitu pengalaman pertama kali mendaki gunung. Gunung yang saya kunjungi adalah gunung Cikuray di daerah Garut.

Jum’at, 29 Agustus 2014
Hari Jum’at, yang hari itu malam harinya saya dan teman-teman lainnya mulai packing. Dari perlengkapan kelompok dan pribadi. Tenda, logistik, peralatan masak, trashbag. Sekitar pukul 21:30 saya dan tim mulai melakukan perjalanan menuju Garut. Dari tempat kita berkumpul menuju ke Cibitung dahulu menggunakan angkot yang sudah kita charter. 

    Setelah sudah sampai di Cibitung, kita rehat sejenak sambil menunggu angkutan menuju Garut. Sampai di Cibitung ternyata juga banyak orang-orang yang ingin mendaki, terutama ke daerah Garut. Yaa maklumlah baru pertama kali pergi naik gunung ga terlalu ngerti transportasinya. Hehehe. Ternyata angkutan yang kita gunakan adalah truk. Iya truk barang. Wkwkw. Kira-kira ongkos naik truk per orang Rp 20.000,00.          
 
Setelah teman saya sudah deal masalah harga angkut dengan sopir truk. Sekitar pukul 12an, sudah beda hari kita berangkat menuju Garut. Di dalam truk tidak hanya saya dan teman-teman saya tetapi juga ada pendaki yang lain loh. Jadi tambah teman deh.

Sebelum Berangkat. (Depan Rumah Firrli)
Istirahat dan Menunggu Angkutan ke Garut

Di dalam Bak Truk

Di dalam Bak Truk

Sabtu, 30 Agustus 2014 

    Sekitar pukul 4 pagi, saya dan teman-teman sudah sampai di Garut, tepatnya di depan Terminal Guntur. Sesampainya disana kita rehat sambil menunggu Adzan Subuh. Setelah sudah sholat subuh, kita sarapan pagi untuk mengisi tenaga saat mendaki nanti.
     
    Pukul 06.00 kita siap-siap menuju Pos 1 (Pos Pemancar). Dari Terminal Guntur menuju Pos 1 Pendakian (Pos Pemancar) menggunakan angkot yang sudah kita charter, kira-kira Rp 20.000,00 per orang. Jalur angkot yang dilewati itu penuh lika-liku (seperti hidup) dan agak menanjak. Sepanjang perjalanan menuju Pos 1 disuguhkan pemandang yang sangat bagus banget. Beneran bagus banget deh. Buat kita takjub, ingat kuasa Allah. 

Pukul 07:15 sampai di Pos 1 (Pos Pemancar). Biaya masuk pendakian saat itu kira-kira Rp 3.000,00. Murah kan? Iya murah banget. Kita istirahat lagi, mulai siap-siap untuk pendakian.

Pukul 08:05 kita mulai pendakian, sebelum mendaki sebaiknya kita berdoa dahulu, minta perlindungan dan kelancaran saat pendakian kepada Allah SWT. Track yang dilalui melewati perkebunan teh dan jalurnya langsung menanjak. Wow. 

Track Cikuray cukup menantang, awal track saja lumayan menanjak. Sedikit sekali bonus (jalur mendatar) pada jalur Cikuray. Pos per Pos saya dan teman-teman lainnya kita lewati dan akhirnya sampai di Pos 7, tempat biasa mendirikan tenda. Sampai di pos 7 kira-kira pukul 14:30. Dari pos 7 menuju puncak membutuhkan waktu 10-15 menit. Saya dan teman-teman merencanakan menuju puncak keesokan harinya, pagi hari. 

Di pos 7 kita mendirikan tenda dan mulai masak-masak deh. Hahaha. Udah kelaparan banget. Kita cuman masak mie dan minum-minuman yang hangat seperti teh, kopi atau energen. 

Tenda sudah berdiri dan perlengkapan pribadi sudah diatur di dalam tenda dengan rapi. Saya dan teman-teman istirahat dan mulai tidur. Kita tidur setelah maghrib sampai jam 3 pagi. Wkwkw. Sangking capeknya tidurnya pada pules banget.

Depan Masjid dekat Terminal Guntur

Pemandangan dari Pos Pemancar
Pemandangan dari Pos Pemancar


Minggu, 31 Agustus 2014

     Pukul 3 pagi saya dan teman-teman sudah bangun dari tidurnya. Udaranya sangat dingin banget. Karna ini pertama kali sama mendaki gunung dan hampir berada di puncak gunung, saya cukup kedinginan dan menggigil tubuh saya. ._. 

     Saya iseng melongo dari dalam tenda melihat langit diluar dan ternyata pemandangan langitnya sangat bagus dan menakjubkan bagi saya. Hamparan bintang sangat jelas bertaburan di langit malam. Membuat saya terpana.

     Oke. Sekitar pukul 04:50 mulai menuju puncak. Jangan lupa berdoa lagi. 

     Pukul 05: 10 sampai puncak dan sangat dingin udaranya. Sudah banyak banget pendaki yang sudah di puncak menunggu sunrise (matahari terbit). Sambil menahan udara yang dingin dan agak berdesak-desakan sama pendaki yang lain. 

     Moment yang ditunggu sudah mulai muncul. Duh jantung sampai berdebar-debar wkwkwk. Baru hanya sedikit pijar cahaya matahari saja sudah bagus. Saya tidak lupa dan tidak akan meninggal moment yang bagus ini. Moment matahari terbit saya abadikan dengan kamera digital dan kamera hape saya. 

     Ini menjadi moment atau pengalaman pertama saya melihat matahari terbit di puncak gunung. Pengalaman yang tidak akan saya lupakan. Ini menjadi salah satu pengalaman dan moment yang menakjubkan untuk saya sendiri.

      Sudah puas melihat sunrise, melihat pemandangan sekitar gunung dari puncak, foto selfie, foto-foto bareng teman-teman dan foto-foto pemandangan dari puncak gunung. Pukul 07:30 saya dan teman-teman saya turun menuju tenda kita. 

      Sesampainya di tenda, kita sarapan. Menu hari itu masih mie + sosis, roti dengan coklat cair dan minumannya teh atau kopi. Setelah selesai sarapan, mulai packing tas dan merapikan tenda. Tidak ketinggalan foto bareng sebelum mulai turun dari gunung. hehehe

      Sekitar pukul 10:00 kita mulai turun gunung. Menurut saya, yang paling melelahkan dan capek itu saat turun gunung -_-. Karena kaki sangat menopang sekali badan dan beban bawaan yang dipikul. Saya menjadi orang terakhir yang sampai bawah. Hahaha.

      Sekitar pukul 14:30 sampai pos pemancar. Istirahat sejenak dan tidak lupa membeli souvenir :D. Souvenir yang saya beli itu sticker dan gantungan. Lumayan lah buat oleh-oleh dari gunung Cikuray.

      Sore hari, pukul 16:00 sampai di Terminal Guntur. Sesampainya di Terminal, saya sedikit bersih badan dahulu. Akhirnya kita pulang kerumah. Dari Terminal Guntur kita menaiki Bus Primajasa, ongkosnya kira-kira Rp 42.500,00. 

      Pukul 22:00 sampai Rumah: Home Sweet Home.


 xoxoxoxoxoxoxoxoxoxoxoxoxoxoxoxoxoxoxoxoxoxoxoxoxoxoxoxoxoxoxoxoxoxoxoxoxo
            

        Akhirnya selesai juga pendakian kali ini. Sangat mengesankan untuk saya sendiri. Ini menjadi awal hobi baru saya dan itu sangat mengasyikan. Menjadi rutinitas setiap tahun. Satu atau dua kali setahun saya mendaki gunung. Dari mendaki gunung, saya mempunyai banyak kenalan bahkan menjadi teman sampai sekarang dan mengerti kebersamaan dan kekompakkan tim. Bersyukur atas nikmat Allah SWT. Mendaki gunung tidak hanya mempunyai niat yang kuat tetapi juga fisik dan kesehatan yang mendukung. Saat mendaki guunung jangan sombong, jangan mengucapkan kata-kata yang tidak sopan dan harus bersikap baik dan sopan saat pendakian atau berada di gunung. Tidak sedikit pendaki yang meregang nyawa karna kesombongannya saat di gunung dan faktor kelelahan. 
        Jangan lupa membawa turun sampah yang kita bawa dan jaga kelestarian alam disana. Jangan meninggalkan sampah sekecil apapun di Gunung agar gunung tetap bersih.

 
Menunggu Sunrise

Sunrise di Puncak Gunung Cikuray

 
Foto Bersama. Gunung Cikuray, 2821 Mdpl.

Foto sebelum turun gunung.

Foto Bersama. Gunung Cikuray, 2821 Mdpl.

Foto Bersama. Gunung Cikuray, 2821 Mdpl.


The End

Akuntan Publik Diduga Terlibat



JAMBI, KOMPAS.com - Seorang akuntan publik yang membuat laporan keuangan perusahaan Raden Motor untuk mendapatkan pinjaman modal senilai Rp 52 miliar dari BRI Cabang Jambi pada 2009, diduga terlibat kasus korupsi dalam kredit macet.

Hal ini terungkap setelah pihak Kejati Jambi mengungkap kasus dugaan korupsi tersebut pada kredit macet untuk pengembangan usaha di bidang otomotif tersebut.

Fitri Susanti, kuasa hukum tersangka Effendi Syam, pegawai BRI yang terlibat kasus itu, Selasa (18/5/2010) mengatakan, setelah kliennya diperiksa dan dikonfrontir keterangannya dengan para saksi, terungkap ada dugaan kuat keterlibatan dari Biasa Sitepu sebagai akuntan publik dalam kasus ini.

Hasil pemeriksaan dan konfrontir keterangan tersangka dengan saksi Biasa Sitepu terungkap ada kesalahan dalam laporan keuangan perusahaan Raden Motor dalam mengajukan pinjaman ke BRI.

Ada empat kegiatan data laporan keuangan yang tidak dibuat dalam laporan tersebut oleh akuntan publik, sehingga terjadilah kesalahan dalam proses kredit dan ditemukan dugaan korupsinya.

"Ada empat kegiatan laporan keuangan milik Raden Motor yang tidak masuk dalam laporan keuangan yang diajukan ke BRI, sehingga menjadi temuan dan kejanggalan pihak kejaksaan dalam mengungkap kasus kredit macet tersebut," tegas Fitri.

Keterangan dan fakta tersebut terungkap setelah tersangka Effendi Syam diperiksa dan dikonfrontir keterangannya dengan saksi Biasa Sitepu sebagai akuntan publik dalam kasus tersebut di Kejati Jambi.

Semestinya data laporan keuangan Raden Motor yang diajukan ke BRI saat itu harus lengkap, namun dalam laporan keuangan yang diberikan tersangka Zein Muhamad sebagai pimpinan Raden Motor ada data yang diduga tidak dibuat semestinya dan tidak lengkap oleh akuntan publik.

Tersangka Effendi Syam melalui kuasa hukumnya berharap pihak penyidik Kejati Jambi dapat menjalankan pemeriksaan dan mengungkap kasus dengan adil dan menetapkan siapa saja yang juga terlibat dalam kasus kredit macet senilai Rp 52 miliar, sehingga terungkap kasus korupsinya.

Sementara itu pihak penyidik Kejaksaan yang memeriksa kasus ini belum mau memberikan komentar banyak atas temuan keterangan hasil konfrontir tersangka Effendi Syam dengan saksi Biasa Sitepu sebagai akuntan publik tersebut.

Kasus kredit macet yang menjadi perkara tindak pidana korupsi itu terungkap setelah kejaksaan mendapatkan laporan adanya penyalahgunaan kredit yang diajukan tersangka Zein Muhamad sebagai pimpinan Raden Motor.

Dalam kasus ini pihak Kejati Jambi baru menetapkan dua orang tersangka, pertama Zein Muhamad sebagai pimpinan Raden Motor yang mengajukan pinjaman dan tersangka Effedi Syam dari BRI yang saat itu menjabat sebagai pejabat penilai pengajuan kredit.


Berdasarkan kasus yang terjadi pada BRI Cabang Jambi pada tahun 2010, maka dapat disimpulkan bahwa telah terjadi adanya kasus kredit macet yang mengakibatkan pelanggaran kode etik profesi diantaranya sebagai berikut:

1.        Tanggung jawab
Pihak Kejati Jambi baru menetapkan dua orang tersangka, pertama Zein Muhamad sebagai pimpinan Raden Motor yang mengajukan pinjaman dan tersangka Effedi Syam dari BRI yang saat itu menjabat sebagai pejabat penilai pengajuan kredit. Dalam pembuatan laporan keuangan pengajuan pinjaman ke BRI Raden Motor diduga tidak dibuat semestinya dan tidak lengkap oleh akuntan publik.

2.        Kepentingan Publik
Dalam kasus ini, Akuntan publik tidak menjalankan kepercayaan publik dikarenakan melakukan kesalahan dalam laporan keuangan Perusahaan Raden Motor untuk mengajukan pinjaman kredit ke Bank BRI dengan tidak membuat laporan mengenai empat kegiatan dan menyebabkan kasus kredit macet yang menjadi perkara tindak pidana korupsi.


3.        Integritas
Zein Muhamad selaku pimpinan Raden Motor dan Biasa Sitepu selaku akuntan publik terbukti tidak jujur dalam menyusun laporan keuangannya. Serta keterlibatan pihak intern perusahaan Effedi Syamdari BRI yang saat itu menjabat sebagai penilai pengajuan kredit.  Sehingga kejadian tersebut telah melanggar prinsip kode etik profesi dan sangat merugikan banyak kalangan.  


4.        Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
Pihak intern BRI Cabang Jambi, pemilik Raden Motor serta pihak akuntan publik telah melanggar prinsip kompetensi dan kehati-hatian professional dalam kode etik akuntansi karena adanya laporan keuangan yang tidak valid.

5.        Obyektivitas
Akuntan Publik tidak memberikan nilai jasa secara obyektivitas dalam menjalankan tugasnya.

6.        Profesional
Dalam kasus ini, pihak yang terlibat dalam penyusunan laporan keuangan Raden Motor serta keterkaitan pihak intern BRI Cabang Jambi yang pada saat itu menjabat sebagai penilai pengajuan kredit telah berperilaku tidak professional sehingga menimbulkan reputasi perusahaan yang buruk.

7.        Standar Teknis
Dalam kasus ini, seorang akuntan publik dituntut untuk melakukan penyusunan laporan keuangan harus sesuai dengan standar teknis yang berlaku, yakni sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan. Serta bagi pihak intern BRI Cabang Jambi dan Raden Motor hendaknya berperilaku professional agar tidak menimbulkan reputasi perusahaan yang buruk.


Sumber: